Peran Teknologi dalam Pengembangan Infrastruktur Energi Terbarukan

Posted on July 2, 2025 by Catur Elang Perkasa

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, air, dan biomassa. Namun, upaya untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana ketergantungan terhadap energi fosil dan kendala dalam pembangunan infrastruktur energi terbarukan menjadi isu utama dalam transisi menuju sumber energi yang lebih bersih.

Ketergantungan pada Energi Fosil

Indonesia hingga saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Menurut data Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2023, batu bara menyumbang 40,46% dari bauran energi nasional, sementara energi baru terbarukan (EBT) hanya mencapai 13,09%. Angka ini masih jauh di bawah target 23% yang ditetapkan untuk tahun 2025.

Ketergantungan pada energi fosil berdampak signifikan terhadap lingkungan. Emisi karbon yang dihasilkan menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Selain itu, cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis memperparah krisis energi di masa depan. Untuk itu, transformasi menuju pemanfaatan infrastruktur energi terbarukan menjadi keharusan.

Namun, upaya ini tidak mudah. Kebijakan yang masih mendukung penggunaan energi fosil dan ketidakcukupan sarana prasarana pendukung menjadi penghalang utama. Untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan, Indonesia harus berfokus pada percepatan pembangunan infrastruktur energi bersih dan memperluas akses energi terbarukan.

Keterbatasan Sarana Pendukung dan Investasi

Pembangunan infrastruktur energi terbarukan memerlukan investasi awal yang besar. Teknologi seperti panel surya, turbin angin, dan pembangkit listrik tenaga air membutuhkan biaya pemasangan yang tidak sedikit. Selain itu, sarana prasarana pendukung, seperti jaringan listrik terintegrasi, masih belum memadai, terutama di daerah terpencil.

Jaringan listrik di Indonesia, misalnya, masih belum mampu menjangkau banyak wilayah dengan potensi energi terbarukan tinggi. Akibatnya, energi yang dihasilkan dari sumber-sumber ini tidak dapat didistribusikan secara optimal. Tantangan lain adalah kurangnya teknologi penyimpanan energi yang andal untuk mengatasi fluktuasi produksi dari sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin.

Investasi besar juga diperlukan untuk penelitian dan pengembangan teknologi. Salah satu solusi potensial adalah penggunaan teknologi inovatif, seperti baterai dengan daya tahan tinggi atau sel surya perovskite, yang lebih efisien dan ekonomis. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan biaya produksi energi terbarukan dapat menurun sehingga lebih kompetitif dibandingkan energi fosil.

Peran Teknologi dalam Pembangunan

Teknologi memainkan peran krusial dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana energi terbarukan. Berikut adalah beberapa cara teknologi dapat membantu:

  1. Pengembangan Jaringan Listrik Terintegrasi
    Pembangunan jaringan listrik yang terintegrasi memungkinkan energi terbarukan yang dihasilkan di satu lokasi dapat disalurkan ke daerah lain yang membutuhkan. Teknologi smart grid, misalnya, memungkinkan pengelolaan energi yang lebih efisien dan fleksibel.
  2. Teknologi Penyimpanan Energi
    Baterai dengan kapasitas besar, seperti baterai lithium-ion atau teknologi penyimpanan energi lainnya, sangat penting untuk memastikan pasokan energi yang stabil. Teknologi ini memungkinkan energi terbarukan yang diproduksi pada siang hari atau saat angin kencang dapat disimpan untuk digunakan pada malam hari atau saat produksi energi rendah.
  3. Efisiensi Produksi Energi Terbarukan
    Inovasi dalam teknologi pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air terus berkembang. Misalnya, turbin angin lepas pantai yang lebih efisien atau panel surya fleksibel dapat meningkatkan kapasitas produksi energi tanpa memerlukan lahan yang luas.
  4. Penggunaan Artificial Intelligence (AI)
    AI dapat membantu mengoptimalkan pengelolaan energi dengan memprediksi pola konsumsi energi dan menyesuaikan produksi secara real-time. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sarana prasarana yang ada.

Masa Depan Infrastruktur Energi Terbarukan di Indonesia

Untuk mempercepat transisi energi, pemerintah perlu memberikan insentif kepada investor dan produsen energi terbarukan. Kebijakan yang mendukung, seperti subsidi untuk teknologi energi bersih atau penghapusan pajak impor untuk komponen teknologi, dapat mendorong lebih banyak investasi dalam pembangunan sarana prasarana energi terbarukan.

Selain itu, kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat memahami pentingnya menggunakan energi bersih dan berkontribusi dalam transisi energi ini.

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam pembangunan yang berkelanjutan. Melalui investasi yang tepat dan pemanfaatan teknologi mutakhir, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Ketergantungan pada energi fosil dan keterbatasan sarana prasarana memang menjadi tantangan utama dalam transisi energi di Indonesia. Namun, dengan pemanfaatan teknologi yang inovatif dan dukungan kebijakan yang tepat, pembangunan infrastruktur energi terbarukan dapat dipercepat. Masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat terwujud jika semua pihak berperan aktif dalam upaya ini. 

Jika Anda tertarik untuk membaca lebih banyak artikel seputar konstruksi dan pembangunan infrastruktur, kunjungi menu blog dan dapatkan berbagai insight menarik lainnya! (Septiani)